Rabu, 19 September 2012

TEKNOLOGI DATABASE

TEKNOLOGI DATABASE

Database merupakan himpunan kelompok data yang saling berkaitan. Data tersebut diorganisasikan sedemikian rupa untuk menghindari duplikasi data dan menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat. Sistem database terus dikembangkan oleh para ahli agar dapat diperoleh cara pengorganisasian data yang efisien dan efektif.

Tidak dipungkiri, database merupakan komponen terpenting dalam pembangunan sistem informasi pemerintahan karena database menjadi tempat untuk menyimpan dan mengorganisasikan seluruh data yang ada dalam sistem sehingga dapat menghasilkan informasi-informasi yang bermanfaat bagi penerimanya.

Karena penggunaan database sangat diperlukan, ada bermacam-macam teknologi yang berhasil diciptakan untuk mempermudah dan mengefektifkan kegunaannya.

1. Flat File Database (1960 - 1980)
    Database flat file sama seperti file data pada spreadsheet (misal MS Excel), berupa satu file berisi baris-baris dengan jumlah kolom tetap yang disimpan berurutan dalam file. 
Sekarang ini sudah jarang digunakan karena dengan berkembangnya teknologi database lain yang lebih efisien dan efektif. Kelemahan dari database flat file antara lain:
• Timbulnya data rangkap (redundancy data) dan Ketidakkonsistensi data (Inconsistency data).
• Kesukaran dalam Mengakses Data.
• Data terisolir (Isolation Data).
• Masalah Pengamanan (Security Problem).


2. Hierarchical Database (1970 - 1990)
     Dalam model ini, data direpresentasikan sebagai record dan link, dan record di oranisasikan sebagai struktur Tree (pohon). Model ini memiliki kelemahan yaitu :

• Model ini memungkinkan terjadinya redudansi data yang banyak pada record derajat berikutnya. Contoh: data pegawai yang mengambil diklat, record diklat harus ditulis ulang ketika diambil oleh pegawai yang berbeda.

• Fleksibilitas model ini dalam menambah dan menyisipkan record baru sangat rendah dan kompleks sehingga pemograman menjadi sangat kompleks, meskipun sebenarnya proses pengorganisasian data pada model ini efisien.


3. Network Database (1970 - 1990)
Data dalam model ini direpresentasikan dengan sekumpulan record, dan relasi antara data direpresentasikan oleh record dan link.  Link dipandang sebagai pointer. Record-record diorganisasikan sebagai graf/ring.   

4. Relational Database 
Relational database berisi kumpulan tabel, dimana setiap tabel mempunyai nama dan struktur yang unik. Dalam setiap tabel, masing-masing record data diorganisasikan dalam struktur yang sama dan memiliki field kunci yang akan menjadi penghubung antar tabel yang ada dan berkait satu sama lain.    

5. Object Oriented dan Multimedia Database
Teknologi pengelolaan database terus berkembang seiring dengan perkembangan pemodelan data dan teknik pemograman. Object Oriented Database (OOD) mulai dikembangkan pada tahun 1990 dan digunakan sampai dengan sekarang. OOD merupakan tanggapan terhadap perkembangan teknik pemograman berorientasi objek yang menekankan pada objek, atribut dan metode. OOD dikembangkan untuk menjawab permasalahan pada model relational database, antara lain: relational database tidak mampu menangani kebutuhan data yang kompleks dan aplikasi relational database lebih banyak membutuhkan kinerja yang tinggi.

  6. Web Database
Pada sistem Web yang statis, halaman Web hanya berfungsi untuk menyajikan informasi-informasi kepada user/pengguna. Sementara itu, penambahan fasilitas seperti video atau audio dapat membuat halaman Web tampak seperti dinamis. Sedangkan, untuk membuat Web yang bersifat interaktif, diperlukan fasilitas yang dapat menerima respon dari pengguna. 

7. Data Warehouse
Data warehouse adalah suatu konsep dan kombinasi teknologi yang memfasilitasi organisasi untuk mengelola dan memelihara data historis yang diperoleh dari sistem atau aplikasi operasional. Data warehouse mengumpulkan data historis yang kemudian dapat disajikan sebagai bahan komprehensif bagi manajemen untuk dapat mengambil keputusan, analisis kebutuhan organiasi, hingga peramalan kondisi organisasi berdasar data. Dengan data warehouse, seorang manajer dapat melihat trend yang terjadi untuk untuk meningkatkan kualitas dalam pengambilan keputusan dan terhindar dari resiko yang tidak diinginkan.

sumber :  http://fennieandayani.blogspot.com/2011/04/trend-teknologi-database.html      

Senin, 14 Mei 2012

Evanescence

Sejarah

Evanescence pertama kali didirikan oleh Amy Lee dan mantan gitaris Ben Moody. Mereka berdua berjumpa pada sebuah kamp anak muda di Arkansas, dimana Moody mendengar Lee bermain lagu I'd Do Anything for Love (But I Won't Do That) karangan Meat Loaf pada sebuah piano.
Kemudian pasangan ini menemukan bahwa mereka sama-sama tertarik terhadap Jimi Hendrix dan Björk. Kemudian mereka bersama-sama menulis lagu (yang pertama adalah "Solitude" oleh Amy Lee, diikuti dengan "Understanding" oleh Ben Moody, "Give Unto Me" oleh Amy Lee. Kemudian lagu keempat yang mereka tulis adalah "My Immortal"). Lagu-lagu ini lalu diubah sedikit secara lirik dan musiknya oleh Ashley Hincher. Oleh karena itu nama keduanya ditemukan pada bagian credit.
Untuk beberapa saat, mereka tidak dapat menemukan musisi lainnya yang bisa bermain dengan mereka dan tidak memiliki dana untuk membayar asistensi profesional, jadi mereka tidak bisa bermain musik secara live. Namun dua lagu mereka "Understanding" dan "Give Unto Me", bisa masuk tangga musik lokal dan permintaan untuk pertunjukan live mulai meningkat. Setelah grup ini akhirnya bisa berpentas, mereka akhirnya menjadi salah satu pementasan terpopuler di daerah mereka. Mereka berpentas menggunakan beberapa nama termasuk "Childish Intentions" dan "Stricken," sebelum memutuskan untuk menggunakan nama "Evanescence" (yang artinya adalah "berpudar", atau "menguap seperti asap"). Amy pernah berkata bahwa ia menyenangi nama ini karena nama ini misterius dan gelap dan meninggalkan kesan yang mendalam dalam benak seseorang. Oleh karena itu ia menginginkan nama ini.